FOOD STORY

Senin, 14 Mei 2012

 So'di Permen Tradisional Petani di Bone
 
Seorang petani di kabupaten Bone Sulawesi Selatan tengah membuatr permen tradisional yang disebut dengan "So'di".
FOOD STORY, BONE - Siapa yang tak kenal dengan permen? Permen yang dikenal dan banyak dikonsumsi warga modern ternyata telah sejak dulu dikenal dan diproduksi oleh para petani di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Namun, permen yang satu ini bukanlah hasil olahan pabrik seperti pada industri besar yang tersebar di seluruh kota kota besar di Indonesia.

Permen ini merupakan hasil olahan tradisional yang terbuat dari sari pohon lontar. Umumnya para petani di pedalaman yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan Kabupaten Bone memiliki tempat pengolahan khussus dihampir setiap rumah kebun mereka. Yakni wajan serta tungku masak berukuran raksasa.

Bahan dasar "So'di" adalah sari pohon lontar yang direbus hingga mendidih di atas wajan. Sejatinya pembuatan permen ini tak berbeda dengan pembuatan gula merah tradisional. Namun, setelah mendidih sari pohon lontar ini kemudian dicampur gula metah serta parut kelapa, setelah larut bahan ini pun dituangkan ke pelepah daun pisang selanjutnya disimpan hingga enam jam.
 
Seorang petani di kabupaten Bone Sulawesi Selatan tengah membuatr permen tradisional yang disebut dengan "So'di".
Setelah membeku, maka "So'di ini siap untuk dinikmati, permen ini pun awet hingga beberapa minggu. Selain cara pembuatannya yang terbilang sederhana, umumnya para petani merebusnya dengan kayu khusus yakni dengan dari pelepah daun lontar itu sendiri. "Memang harus pake kayu ini karena kalau kayu lain lain lain rasanya," ujar Besse salah seorang petani pembuat "So'di" di Desa Mico, Kecamatan Palakkka, Kabupaten Bone.

Sayangnya, permen tradisional ini hanya dikenal di daerah pedalaman saja. Hingga saat ini pun tak ada langkah dari pemerintah untuk mengembangkan permen khas ini. Padahal jika dilihat dari segi kualitas "So'di" ini tak kalah dari permen hasil olahan industri modern. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar